Leticia Care "Kasih Agape"


Untuk yang ke dua kalinya di tahun 2012, D ‘Leticia kembali mengadakan acara Leticia Care (LC). Kali ini LC diadakan pada tanggal 11 Agustus 2012 di Panti Asuhan Kasih Agape yang terletak di Jl. Pakis Gunung I, Surabaya.
Acara dimulai dengan doa pembukaan yang dilanjutkan dengan bernyanyi bersama. Antusias anak – anak panti Kasih Agape begitu luar biasa, terbukti mereka berebutan maju untuk bernyanyi bersama. Tak Lupa yang menjadi ciri khas Leticia Care adalah perayaan ulang tahun bagi teman – teman anggota D ‘Leticia dan anak – anak panti asuhan. Andy (28 Juni), Nancy (18 Juli) dan Simon (1 Agustus) ikut ambil bagian bersama anak – anak panti Kasih Agape untuk merayakan ulang tahun bersama. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari pihak panti asuhan serta penyerahan sumbangan berupa : sumbangan kebutuhan pokok seperti beras, minyak, mie; sumbangan buku dan alat tulis sekolah serta sumbangan baju dan sepatu yang layak digunakan. Sumbangan – sumbangan tersebut diserahkan secara simbolis kepada pihak panti untuk 70 anak yang berada dibawah naungan Panti Asuhan Kasih Agape.


Kami D ‘Leticia mengucapkan Terima Kasih kepada Tuhan atas segenap berkat dan karunia-Nya dan juga atas semua bantuan yang datang dari berbagai pihak baik berupa materi maupun barang. Tanpa anda semua Leticia Care tidak bisa kami jalankan. Sampai jumpa di Leticia Care berikutnya.....
Together We Share To The World

 Foto - foto selengkapnya klik disini : Gallery 

Selamat Tinggal Daniel



Gambar ini hanya ilustrasi
“Kita putus!” Masih terngiang ditelingaku kalimat yang diucapkan Agnes dua jam yang lalu.
Aku hanya diam membisu. Seolah ada sesuatu yang tajam menusuk ke dalam hatiku.
“Kamu ngga kayak cowok teman-teman aku yang lain. Kalau mau dibandingin kayak langit dan bumi deh. Semuanya pada cerita tentang kehebatan dan kelebihan pacar mereka sedangkan aku? Aku ngga tau harus ngomong apa!”
Aku memilih diam dan mendengarkan alasannya memutuskan hubungan kami yang sudah berjalan dua tahun.  Tepatnya hari ini kami dua tahun jadian.
“Masa hari gini dia ngga punya Blackberry?! Yang ada hanya Hp butut nan tua. Yang bisa untuk sms dan telpon doang. Sedangkan pacar teman-teman aku, jangankan BB, iphone pun punya. Trus kamu ngga pernah jemput aku. Jangankan pake mobil. Sepeda aja ngga punya, apa lagi motor! Ke mana-mana naik angkot. Duh, padahal Jakarta kan panas dan berdebu di mana-mana. Coba lihat tuh, cowoknya si Ririn. Mau naik mobil apa aja bisa. Tinggal pilih yang ada di garasi rumahnya. Sopir ngga cuma satu tapi lebih. Ke mana aja pasti dianterin. Sementara, kamu?! Jauh banget……”
Aku mencoba menahan rasa sakit tersebut.
“Kamu tidak pernah ajak aku makan di kafe atau restoran yang berkelas gitu. Yang ada minum es teh dan makan bubur di pinggir jalan. Kan kalo teman-teman aku liat bisa gengsi aku. Gengsi segengsi gengsinya. Gokil, malu-maluin banget sebanget bangetnya!”
Hatiku hanya berbisik, “Jadi selama ini kamu malu kalau aku ajak kamu makan di pinggir jalan?”
“Kamu ngga pernah ngasih aku kado atau sesuatu yang “mahal” gitu. Coba, si Keisha yang baru jadian satu bulan ama si Tio, pake liontin berlian. Sedangkan aku? Mimpi kali yeeee….”
Akhirnya bibirku pun mengeluarkan kalimat tersebut. “Maaf, kalau selama kita jadian aku tidak bisa seperti  pacar teman-teman kamu. Terima kasih kalau kamu pernah hadir dalam hidupku. Seharusnya dari awal kamu tau kalau aku hanya anak yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa.”
Detik berikutnya aku hanya melihat punggung Agnes yang meninggalkanku. Meninggalkan sebuah luka dihatiku.
*****

“Ko Tara!” teriak Daniel menyambut kedatanganku. Sebuah pelukan hangat membalut tubuhku. Sambutan Daniel menjadi obat sakit di hatiku.
Aku membalas pelukannya. Detik berikutnya air mataku jatuh tak tertahan. Aku tidak pernah menyesal terlahir dikeluarga yang miskin. Aku tidak pernah menyalahkan Tuhan ketika aku harus kehilangan kedua orang tuaku lima tahun yang lalu. Waktu mereka pergi untuk selama-lamanya, Daniel baru berusia dua tahun. Beruntung waktu itu aku baru saja menyelesaikan bangku SMA.
Aku  harus membesarkan Daniel sendiri dengan hasil uang yang aku dapat dari menjadi seorang social media specialist dan brand consultant yang aku rintis.
“Kamu sudah makan?” tanyaku sambil menatap wajah Daniel.
“Aku nunggu koko! Aku mau makan dengan koko!”
Aku memperhatikan wajah Daniel! Pucat! Sementara ada tanda bercak darah pada kulitnya yang putih.
“Kamu ngga kenapa-napakan, Dan?” Tanyaku penuh dengan kekuatiran.
“Koko, Daniel sehat-sehat saja! Cuma tadi sempat mimisan!”
Aku terkejut mendengar jawaban Daniel.
“Selesai makan nanti kita ke dokter ya?”
“Daniel, takut di suntik!”
“Kamu ngga usah takut! Kan ada koko! Disuntik cuma kayak digigit semut merah.”
“Ya, udah! Tapi aku ditemanin sama koko ya?”
Aku menggangukkan kepalaku tanda setuju.
*****

Daniel dirujuk ke Bagian Anak di salah satu Rumah Sakit di Jakarta . Di rumah sakit itu, sumsum tulang belakangnya diambil. Ternyata trombositnya rendah, sedangkan sel darah putih berlebihan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan, ia positif terjangkit leukemia dan harus menjalani pengobatan selama dua tahun.
Pada tiga bulan pertama, Daniel dikemoterapi dan diberi obat antikanker (stitostika). Setiap kali mendapat pengobatan, ia muntah, nyeri pada sendi, dan rambut rontok. Sel kanker pun menjalar hingga ke bagian otak. Harapan untuk sembuh kian tipis.
“Koko! Daniel sayang koko!” ucap Daniel ketika memelukku diatas ranjangnya.
“Koko juga sayang Daniel! Tuhan pasti sembuhkan kamu!” aku mencoba menghiburnya. Setiap hari aku meyakinkannya, kalau dia pasti sembuh.
“Besok, Daniel sudah bisa pulang!”
Mungkin itu berita gembira bagi Daniel. Tapi bagiku, tidak! Uang tabunganku sudah habis untuk membiayai pengobatan Daniel. Dua hari yang lalu aku terpaksa menjual laptopku untuk menutupi biaya yang belum aku lunasi. Daniel tidak akan mendapatkan terapi lagi.
“Daniel, malu!”
“Malu kenapa sayang?”
“Kepala Daniel botak!”
“Tapi koko ngga pernah malu punya adik yang kepalanya botak!”
“Koko, minggu depan Daniel ulang tahun yang ke delapan loh!”
Aku menatap Daniel. “Koko ingat kok! Daniel mau kado apa?”
Daniel berpikir sejenak.
“Daniel cuma mau sembuh. Daniel ngga mau kado apa-apa.”
“Serius? Daniel suka SpongeBobkan?”
“Suka banget!”
“Mau ngga kalo koko kasih boneka SpongeBob?”
“Mau!” sahut Daniel dengan semangat!
*****

Daniel menatapku. Sebuah tatapan yang menyiratkan pertanyaan untuk aku jawab.
Daniel memelukku. Air matanya jatuh. Aku mengumpulkan semua kekuatan untuk tersenyum.
“Koko, kita tinggal di sini?” tanyanya dengan polos.
Aku mencoba menguatkan hatiku.
“Iya, sayang. Ini rumah baru kita.”
Mendengar jawabanku, Daniel menuntunku untuk masuk ke gubuk tersebut. Gubuk tua yang aku kontrak di pinggiran rel kereta api.
Semuanya sudah habis aku jual untuk membiayai pengobatan Daniel. Untuk urusan kerjaan aku terpaksa ke warnet terdekat.
Tapi aku bersyukur dan percaya, semuanya akan indah pada waktunya.

*****

Aku memeluk Daniel dengan lembut yang terbaring beralaskan kasur tipis.
“Koko… Daniel sayang koko!”
“Koko juga! Koko sayang Daniel!”
“Ko, apa artinya meninggal dunia?”
Pertanyaan yang menghentakkan diriku yang lelah dan lapar.
“Artinya, kamu akan suatu tempat yang jauh. Tempat di mana kamu berasal.”
“Perginya sendirian?” tanyanya lemah.
Mataku berkaca-kaca. Namun aku mencoba untuk menahan agar air mata itu tidak jatuh.
“Sendirian. Tapi kamu jangan takut.”
“Kalau aku meninggal dunia, siapa yang akan menemani koko?”
Akhirnya air mataku juga jatuh. Diantara penderitaannya dia masih memikirkanku.
“Aku tahu, koko sering ngga makan biar aku kenyang. Koko sering jalan kaki ke mana-mana biar bisa belikan aku sesuatu setiap hari. Nanti di sana, siapa yang motongin kuku Daniel?” ucapnya sambil meneteskan air matanya.
Aku memeluknya.
“Kamu ngga usah mikirin koko ya, sayang!  Tuhan pasti menjaga koko.”
“Nanti kalau aku sudah besar dan punya uang yang banyak. Aku mau belikan koko sebuah toko. Biar koko ngga usah kerja lagi. Trus belikan koko rumah dan mobil, biar kalau hujan bisa tetap tidur enak dan tidak perlu lagi jalan kaki.”
Mulutku tertutup rapat. Bungkam. Tak ada kata yang bisa melewati kerongkonganku. Di tengah rasa sakitnya, dia masih menyimpan sebuah impian. Bukan keluh kesah karena sakit yang di deranya.
“Koko, aku pengen jadi motivator kayak koko!”
“Kamu pasti bisa, sayang!”
“Tapi kenapa koko ngga pernah dibayar kalo ngasih motivasi ke orang?”
Aku mengusap wajahnya yang polos dan penuh tanda tanya.
“Melayani itu ngga boleh mikirin bayaran.”
Daniel tersenyum.
“Koko, aku mau nyanyi buat koko.”
“Koko mau dengar suara merdu kamu, sayang.”
Detik berikutnya suaranya memenuhi gubuk tua tempat kami tinggal.
*****
“Koko, kenapa nangis?” tanya Daniel dengan lemah.
Hari ini keadaan Daniel kritis. Terpaksa aku membawanya ke rumah sakit.
Aku menghapus air mataku.
“Tuhan sembuhkan atau tidak, bagi Daniel Tuhan tetap baik!”
Aku menggangukan kepalaku tanda setuju dengan ucapannya.
“Koko…. Terima kasih buat boneka SpongeBobnya ya!”
“Sama-sama sayang.”
Daniel mengambil sesuatu dibalik bantalnya.  Lalu dia melihatnya dengan lemah.
Foto kedua orang tuaku bersama aku dan Daniel yang masih bayi.
“Koko, maafin Daniel ya kalo selama ini Daniel nakal dan repotin koko. Nanti kalo Daniel ke Surga, Daniel akan cari mama dan papa. Koko ngga usah kuatir lagi.”
Aku memeluk Daniel. Ya Tuhan! Aku belum siap kehilangan Daniel!
Dengan pelan Daniel mengucapkan sebait doa sambil memeluk boneka SpongeBobnya.


Tuhan….
Aku lapar! Sangat Lapar!
Tapi aku tidak ingin meminta makanan.
Aku hanya minta berkati mereka yang kelaparan sepertiku.

Tuhan…
Aku sakit! Sangat sakit!
Tapi aku tidak meminta kesembuhan.
Aku hanya minta sembuhkan mereka yang sakit sepertiku.

Tuhan…
Aku sebatang kara!
Tapi aku tidak meminta boneka.
Aku hanya minta hiburkan mereka yang kesepian.

Tuhan…
Bajuku penuh tambalan.
Tapi aku tidak meminta baju baru.
Aku hanya minta berkati mereka yang berkekurangan.

Tuhan…
Aku tidak ingin mujizat-Mu.
Meski aku tahu, Engkau sanggup melakukan-Nya.
Aku hanya minta, tunjukkan mujizatmu kepada mereka yang tidak mempercayai-Mu.

Tuhan…
Kalau nanti aku meninggal.
Aku tidak ingin ada yang menangis.
Tapi aku ingin mereka tersenyum. Tersenyum karena aku bertahan hingga akhirnya.

Tuhan…
Malam ini aku tidak meminta apa-apa untuk diriku.
Jadilah kehendakmu di bumi seperti di Surga.
Karena aku tahu, bersama-Mu semuanya akan Engkau berikan.
AMIN



Detik berikutnya Daniel menatapku dengan lembut dan lemah. Perlahan-lahan matanya tertutup rapat. Air mataku jatuh berderai tak tertahan.

Apa yang dapat teman – teman petik dari cerita diatas? 



Artikel ini dapat anda lihat juga di theinspiredblog.blogspot.com
Sumber : http://motivatorsuper.com/selamat-tinggal-daniel/3917

LEMPARAN BATU


Dikisahkan ada seorang pengendara mobil yang sedang melewati sebuah jalan di malam hari tiba – tiba ada seseorang yang melepari mobilnya dengan batu. Dengan perasaaan marah dan jengkel si pengendara mobil itu turun dari mobil itu dan dilihatya seorang anak kecil yang sedang memegang batu, ya... anak itu lah yang melempari batu ke mobil tersebut. Si pengendara bertanya kepada anak itu, “Mengapa kamu melempari mobilku dengan batu?”. Jawab anak itu, “Pak, sejak tadi saya berteriak dan meminta mobil – mobil yang lewat untuk berhenti tetapi tak satu pun mobil itu berhenti. Maka dari itu  saya harus melepar batu agar ada mobil  yang berhenti dan menolong adik saya yang tertabrak.” Akhirnya mulailah banyak orang berdatangan untuk menolong adik yang tertabrak itu.

Dari kisah ini kita belajar untuk mau membantu orang lain sebelum ada lemparang batu yang mengenai kehidupan kita. Lemparang batu itu bisa berupa masalah – masalah yang datang dalam hidup kita, kegagalan – kegagalan dalam usaha, bahkan musibah yang tidak bisa kita hindarkan. Selagi kondisi kita masih prima mari kita membantu sesama kita yang membutuhkan.

Membantu sesama bukanlah hal yang sult dan mustahil, bahkan disaat kita tak memiliki apapun. Punyailah niat kepedulian dan hati untuk sesama maka apapun itu bisa menjadi karya yang berdampak bagi orang disekitar kita. 

Keajaiban Nyanyian Kakak


Seperti ibu pada umumnya, ketika Karin mengetahui bahwa dirinya mengandung, ia sebisa mungkin membantu putranya, Mikael, yang masih berumur 3 tahun, mempersiapkan diri untuk kehadiran seorang adik. Beberapa bulan kemudian, diketahui bahwa bayi dalam kandungan Karin berjenis kelamin perempuan. Setiap harinya, siang dan malam, Mikael bernyanyi untuk adiknya di dalam perut Karin.

Waktu melahirkan pun tiba. Namun, dalam proses melahirkan itu terjadi komplikasi, sehingga memakan waktu berjam-jam. Meski adik kecil Mikael dapat lahir dengan selamat, kondisinya sangat lemah. Ia harus masuk ke bagian ICU Neonatal.

Keadaannya makin buruk. Dokter spesialis anak memberi tahu perkembangan kondisi bayi pada Karin dan suaminya, "Harapannya sangat kecil. Bersiaplah menghadapi yang terburuk." Setelah mendengar berita itu, Karin dan suaminya menghubungi pemakaman setempat untuk memesan lahan makam. 
Sementara itu, Mikael terus-terusan merengek ingin bernyanyi untuk adiknya; tapi anak-anak tidak diperbolehkan masuk ke ruang ICU. Meski begitu, Karin mengambil keputusan bulat. Ia mengajak masuk Mikael meski perawat melarangnya. Kepala perawat lalu mengenali dia dan berteriak menegur, "Bawa keluar anak itu sekarang! Anak-anak tidak boleh masuk!"

Jiwa keibuan muncul dalam diri Karin. Perempuan yang biasanya lemah lembut itu memberikan tatapan tajam pada kepala perawat, bibirnya menunjukkan kebulatan tekadnya. "Dia tidak akan pergi sampai dia bernyanyi untuk adiknya!" Karin pun menggandeng Mikael mendekati sisi tempat tidur adiknya. Mikael menatap adiknya, yang terlihat menderita. Lalu, ia mulai bernyanyi:

"Kau adalah mentariku, satu-satunya mentariku, kau membuatku bahagia ketika langit gelap...."

Adik kecil itu memberikan reaksi. Denyut nadinya mulai menjadi tenang dan teratur.

Mikael masih terus menyanyi. "Kau tak pernah tahu, adik, betapa aku mencintaimu. Tolong janganlah pergi...." Napas adik kecil yang putus-putus dan tak teratur menjadi teratur seperti dengkuran anak kucing.

Nyanyian Mikael terus berlanjut. "Semalam, adikku, waktu aku tidur, aku bermimpi kau ada dalam pelukanku...." Adik kecil Mikael terlihat tenang dan sepertinya kondisinya mulai pulih.

Mikael belum berhenti menyanyi. Air mata terlihat mulai mengalir di wajah kepala perawat itu. Sementara, wajah Karin tampak cerah. "Kau adalah mentariku, satu-satunya mentariku. Janganlah pergi dariku."

Rencana pemakaman akhirnya dibatalkan. Keesokan harinya, adik kecil itu sudah boleh pulang!

Nyanyian Mikael lalu disebut "Keajaiban Nyanyian Kakak." Para perawat di rumah sakit itu menyebutnya sebuah keajaiban. Karin menyebutnya sebuah keajaiban kasih karunia Tuhan!

Jangan pernah menyerah dengan orang-orang yang kita kasihi. Cinta itu punya kekuatan yang luar biasa besar. Mungkin saat ini, kondisi salah satu anggota keluarga kita sedang tidak sehat atau tengah dirundung masalah. Tetaplah berusaha mendukung mereka (doa, dukungan moral/semangat, dll) semampu kita. Apapun yang keluar dari dalam hati akan mendatangkan begitu banyak keajaiban.



Leticia Care Panti Asuhan "KARUNIA"


Halooo...
25 Maret 2012 yang lalu D ‘Leticia mengadakan Leticia Care (LC) untuk kedua kalinya sejak kami berdiri pada 14 Desember 2011. Kesempatan LC ini kami mengambil tempat di panti asuhan “KARUNIA”.  LC yang diikuti sekitar 50 orang mulai dari anak-anak panti asuhan, pengurus panti asuhan serta anggota D ‘Leticia tidak hanya sekedar memberikan beberapa bantuan berupa sembako dan baju-baju layak pakai, dan alat tulis kami juga merayakan ulang tahun salah satu pendiri D ‘Leticia Eugenius Denny, serta 2 anak dari panti asuhan.


Berbagai persiapan dilakukan sebelum Leticia Care diadakan, tidak hanya berbelanja barang-barang yang akan kami sumbangkan, pagi harinya sebelum LC dimulai seluruh anggota D ‘Leticia menyiapkan makanan untuk teman-teman dipanti asuhan. Suasana penuh semangat dan antusias meliputi teman-teman D ‘Leticia saat menyiapkan nasi goreng mulai dari jam 4 pagi hingga jam 11. Begitu banyak hal-hal menarik dan lucu ketika teman-teman menyiapkan nasi  goreng, “Capek tapi capek itu tidak terasa, karena rasa capek itu kalah dengan semangat yang menggebu-gebu untuk menyiapkan makanan bagi teman-teman dipanti asuhan”, begitu kiranya bunyi kalimat yang dikatakan salah satu teman D ‘Leticia ketika sedang istirahat waktu memasak.


Dari Leticia Care yang kedua ini dapat menunjukan bahwa semua teman-teman D ‘Leticia siap untuk menberikan hatinya untuk berbagi kebahagiaan kepada teman-teman yang membutuhkan. Sekarang saatnya anda..........


Segera daftarkan diri anda untuk LETICIA CARE ke-3 Agustus 2012...
Together We Share To The World

Leticia Care "Matahari Terbit"

Tonggak awal berdirinya D ‘Leticia dimulai ketikan Leticia Care yang pertama diadakan di rumah perawatan ibu dan anak “MATAHARI TERBIT” Surabaya.  Acara yang pada awalnya belum bernama Leticia Care ini diikuti 7 orang anggota D ‘Leticia dan lebih dari 20 anak balita yang dirawab di rumah perawatan tersebut.  Leticia care yang diadakan 15 Desember 2011 mendulang begitu banyak evaluasi dan perbaikan dalam diri D ‘Leticia dan juga sebagai titik tolak banyak perubahan yang ada di dalam D ‘Leticia sehingga memunculkan banyak program-program baru. Kami berkomitmen untuk terus konsisten berbagi kasih dan kebagiaan kepada sesama dengan membawa motto “TOGETHER WE SHARE TO THE WORLD”. 

Persiapkan diri anda untuk Leticia Care berikutnya ...

Give Your Donation

HALLO....

Kami D ‘LETICIA mengajak anda untuk berbagi bersama sahabat-sahabat yang membutuhkan,  maka dari itu bagi teman –teman yang ingin berbagi kasih kepada sahabat-sahabat kita di panti asuhan, dll . Kami siap menjadi wadah bagi anda untuk menyalurkan donasi anda ke tempat yang membutuhkan.

Donasi dapat anda berikan dalam 2 bentuk, yaitu :

1  Barang Layak Pakai 
     Barang layak pakai dapat berupa,
·         Baju bekas layak pakai
·         Seragam Sekolah
·         Buku –buku bacaan
·         Buku sekolah
·         Film – film bermutu
·         Boneka
·         Barang kebutuhan pokok (Beras, gula, minyak, dll)
·         Makan beku (sosis, kentang, nuget,dll)
·         Makanan ringan
·         Sabun, shampo, dll
·         dll

Informasi lebih lengkap mengenai donasi barang layak pakai  :
Sdri. Christine - Hp. 08983809013


    Donasi Materi 
  sampaikan sumbangan anda melalui :

BCA




a.n.  Andy Pratama S.
No rek : 1771318555

Mandiri


a.n Andy Pratama Sulistyo
No rek  : 144-00-1152475-5



Segala bentuk sumbangan anda kami terima dengan senang hati dan terima kasih atas kepedulian anda kepada sesama.  Semoga Kebagiaan, rejeki, dan kelimpahan selalu menyertai anda

Board of Organizator

Chief Organizator
Andy Pratama 








Financial Organizator
Delicia 
Steven Simon









Program & Evaluation Organizator
Denny
Yohanes








Human Development Organizator
Ando
Christine











Upgrade Your Self

“Perubahan adalah Abadi” itulah sekiranya sebuah kalimat yang ingin mengatakan bahwa setiap hari dunia kita terus berubah. Dari waktu ke waktu banyak sekali inovasi-inovasi yang terjadi disekitar kita baik yang berdampak besar maupun sederhana.

Perubahan adalah sebuah tuntutan zaman, bila kita tak ikut berubah sesuai zamannya dan kita hanya diam saja itu berarti sebenarnya kita sedang mundur karena dunia terus bergerak maju. Maka dari itu kita harus siap mengahadapi dunia yang dengan cepat berubah, kita harus meningkatkan kemampuan diri agar kita tidak tertinggal.

Berikut ini saya ingin membagikan beberapa hal yang dapat kita tingkatkan guna menghadapi dunia yang begitu cepat berubah :

1.      Mind Set
Mind set sangat mempengaruhi kehidupan kita, karena kehidupan dimulai dari pikiran. Ubahlah pola pikir yang masih ragu-ragu menjadi yakin. Banyak orang ketika diberikan sebuah tanggung jawab selalu bertanya, “Mengapa saya?” ganti kalimat ini dengan, “Apa yang bisa saya lakukan?” dengan begitu ketika anda menerima tanggung jawab yang lebih besar berarti anda sedang bertumbuh. Ubah pola pikir negatif menjadi positif. Percaya dan yakin bahwa anda mampu melakukannya. Tidak ada yang mustahil selama kita masih mau berusaha.

2.      Improve your skills
Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda bahkan dalam perjalanan hidupnya kita menemukan berbagai kemampuan yang ternyata bisa kita lakukan. Ada yang pandai bernyanyi, bermusik, ada pula yang ahli di bidang bisnis, komputer dan lain sebagainya. Kemampuan yang sudah anda miliki tekuni, fokus dan tingkatkan.

3.      Time Management
Waktu kita sangatlah terbatas, setiap manusia hanya diberi waktu 24 jam sehari. Dengan waktu yang hanya 24 jam ini ada yang memanfaatkan dengan semaksimal mungkin untuk meningkatkan diri mereka sehingga kesuksesan dapat segara datang atau ada juga yang dengan santai menikmati waktu ini tanpa memikirkan masa depan. Maka dari itu kuncinya kita harus mampu membagi waktu dan menentukan skala prioritas. Berikut ini 4 skala prioritas yang bisa kita perimbangkan dalam mengatur waktu : a. Tidak penting dan tidak mendesak, b. Tidak penting tetapi mendasak, c. Penting tetapi tidak mendesak, d. Penting dan mendesak. Utamakan yang penting dan mendesak terlebih dahulu untuk kita kerjakan agar memperoleh hasil yang maksimal. Penting dan mendesak sebuah hal tergantung dari masing-masing individu, anda yang tau mana yang penting dan tidak, mana yang mendesak mana yang masih bisa ditunda.

4.      Leadership
Setiap dari kita adalah seorang pemimpin, minimal pemimpin atas kehidupan kita. Bila kita merasa masih belum menjadi seorang pemimpin maka belajarlah untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam konteks ini saya hanya ingin menekankan bahwa setiap pemimpin adalah orang yang mau melayani. Maka dari itu mulai sekarang coba dan belajar untuk melayani orang lain biarpun itu hanya sederhana. Karena dizaman yang modern ini sudah bukan zamannya lagi pemimpin yang diktator, melainkan pemimpin yang punya hati untuk melayani.

5.      Human Relationship & Human Touch
Hidup kita tak lepas dari orang lain, human relationship mengartikan bahwa bagaimana kita bisa berhubungan dengan orang lain. Apabila kita bisa berhubungan baik dengan orang lain mungkin peluang dan kesempatan akan datang kepada kita. Sedangkan human tourch adalah bagaimana kehidupan kita mampu berdampak bagi orang lain. Kita hidup hanya sekali, dari yang hanya sekali ini mari kita memaknai hidup ini dengan memberikan dampak bagi orang lain agar banyak orang bisa terbantu hidupnya.

6.      Technology
Teknologi berubah begitu cepat kali, banya inovasi bermunculan dalam 1 dekade terakhir ini. Perubahan teknologi yang cepat ini dapat kita manfaatkan untuk mendorong kita mencapai kesuksesan. Dulu untuk melihat berita yang up to date CNN lah yang dengan cepat menayangkannya, tapi sekarang Twitter, Yahoo lebih cepat hanya sekali klik kita bisa melihat apa yang sedang terjadi ditempat lain. Dulu untuk menjadi seorang artis butuh waktu yang lama, kini dengan You Tube semua orang didunia bisa melihat anda. Untuk bisa berhubungan dengan orang lain kita bisa memlalui Facebook, BB, dan lain-lain. Kemajuan kemajuan teknologi ini harus kita ambil sisi positifnya untuk meningkatkan diri. Mungkin sebagian dari orang tua masih begitu sulit untuk megikuti kemajuan teknologi ini, maka belajarlah dari anak anda karena saya yakin anak anda lebih tau soal ini. Anak zaman sekarang tidak perlu disuruh dan dimarahi oleh orang tuanya untuk membuka buku, karena setiap pagi semua anak telah membuka buku yang disebut “Face-book”. Betul?

Alat-alat apa saja ynag bisa mendukung kita untuk bisa menigkatkan diri dan mengikuti perubahan bahkan membuat perubahan? Jawabnnya adalah mau untuk belajar. Belajar dari buku, belajar dari seminar-seminar, belajar dari kaset/CD pengembangan diri, juga belajar dari orang lain bahkan dari orang lebih muda dari kita.

Dengan terus meningkatkan diri kita berharap kesuksesan dapat dengan segera datang. Mari dengan senang hati kita berproses untuk meraih impian-impian kita.

The Power of Community

“Kesuksesan seseorang ditentukan oleh 2 hal: buku apa yang anda baca dan dengan siapa anda bergaul”
(Bong Chandra)

Karakter seseorang di bentuk oleh komunitas tempat dimana dia bergaul. Seperti yang dikatakan oleh Bong Chandra (Motivator termuda no.1 Asia) dalam kutipan di awal artikel ini. Ada sebuah cerita yang begitu menarik bagi saya, dikisahkan ada seekor anak elang yang sejak awal hidupnya dia dirawat oleh induk ayam. Induk ayam menanamkan cara dan tingkah laku sebagaimana ayam – ayam yang lain melakukannya mulai dari mencari makan dengan menggaruk – garuk tanah, makan dan minum layaknya ayam – ayam yang lain. Si anak elang ini menghabiskan hari – harinya dengan bermain bersama anak – anak ayam, berlari kesana – kesini, dan lain sebagainya. Suatu ketika ada seekor elang yang terbang rendah dan melihat tingkah laku anak elang yang begitu aneh, tak biasa seekor elang bermain dengan dengan anak ayam, mencari makan bersama apalagi tak bisa terbang. Datanglah elang yang gagah dan perkasa ini menemui anak elang tersebut, “Hei, anak elang mengapa kamu bermain dengan ayam – ayam kecil itu, mencari makan dengan menggaruk tanah? Bukankah kamu seekor elang?”, si anak elang ini menjawab, “Tuan elang yang baik, aku memang berbeda dari anak ayam yang lain, tapi aku menyadari aku tetaplah anak ayam.” Tuan elang pun menjawab, “Nak, kamu seekor elang yang gagah, sayapmu begitu besar, tempatmu bukan ditanah, tempatmu ada di atas, terbang tinggi bersama dengan yang lain.” Si anak elang pun tetap berpegang kokoh pada pendiriannya bahwa dia anak ayam. Kata tuan elang kepada anak itu, “Nak sekarang lihatlah aku, bukankah kita sama? Coba kepakan sayapmu perlahan – lahan.” Si anak elang pun semakin keheranan karena semakin dia mengepakan sayapnya dia semakin merasa bahwa dia semakin kuat, dia mulai terbang ke tempat yang lebih tinggi.

Sahabatku,
Cerita tersebut ingin menyampaikan kepada kita apa yang sering terjadi dalam kehidupan kita, khususnya anak – anak muda. Banyak dari antara kita yang kurang tepat dalam bergaul. Seperi anak elang yang hidup bersama anak ayam. Bisa kita bayangkan potensi elang yang begitu luar biasa tetapi karena dia hidup dan bergaul dengan anak ayam akhirnya dia bukanlah elang, tubuhnya memang elang tapi mental dan karakternya layaknya ayam.
Setiap diri kita pasti mempunyai potensi yang luar biasa, tapi karena kita tidak tau harus dikemanakan potensi ini akhirnya potensi yang kita miliki tak kunjung muncul. Komunitaslah yang akan membantu kita untuk bertumbuh dan berkembang. Bisa bertubuh dan berkembang ke arah yang negatif dan positif tergantung seperti apa komunitas kita. Beberapa tahun yang lalu, teman – teman saya adalah perokok, maka saya pun secara otomatis dibentuk dilingkungan para perokok. Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya yang berhubugan dengan komunitas.
Hari ini saya memutuskan untuk keluar dari komunitas yang menyesatkan dan menjatuhkan saya, menghindari teman – teman yang hanya berpikiran negatif dan pesimis. Saya lebih memilih untuk berkumpul dengan orang – orang yang berpikiran positif, sukses, bersemangat, pembelajar,dll. Sebuah komunitas yang terbentuk pada 26 Juni 2011 yang lalu dimana saya dipercaya untuk membawa komunitas ini yaitu “YOUNG PROFESSIONAL COMMUNITY” dimana kami mempunyai misi : Together We Grow and UP yang merupakan wadah bagi para remaja untuk mengembangkan diri dan merancang masa depan bersama.

Sahabatku, saya tidak menyalahkan dengan siapa anda bergaul, komunitas yang anda miliki sekarang. Tetapi menurut saya lihatlah, karena komunitas seseorang bisa jatuh atau bangkit. Karena komunitas bisa menjatuhkan atau mendorong kita kearah yang lebih baik. Maka tak salah muncullah kata – kata bijak seperti berikut : ”Kalau anda ingin sukses, bergaullah dengan orang – orang sukses.” Pilih komunitas yang tepat bagi anda, kembangkan potensi anda dan SEE YOU AT THE TOP.