Kebanjiran

Dikisahkan ada seorang pemuda yang rajin berdoa, tak pernah melawatkan satu waktu pun untuk berdoa biarpun dia sibuk sekalipun. Kepercayaannya akan Tuhan sangatlah besar, dan ia sangat percaya bahwa Tuhan akan mendampingi dia setiap hari dan menyelamatkan dia bila terjadi musibah.
Tiba – tiba hujan lebat datang menguyur kota tempat tinggal pemuda beriman itu, lambat laun banjir pun terjadi mulai dari setinggi mata kaki, lalu setinggi lutut. Beruntunglah pemuda itu karena ia memiliki rumah yang bertingkat, akhirnya ia pergi ke lantai 2 rumahnya dan amanlah ia disana. Tapi hujan lebat dan badai membuat sungai di sekitar rumahnya meluap sehingga banjir besarpun datang dan menghabiskan lantai 1 rumahnya, tetangganya yang semula juga bertahan dilantai 2 rumahnya mulai megungsi ke tempat penggungsian, tapi pemuda beriman itu tidak mau meninggalkan rumahnya biarpun sudah berkali – kali tetangganya memaksanya agar ikut mengungsi. Bukan karena ia tidak rela meniggalkan rumahnya tetapi ia percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkannya. Hari berikutnya pemuda itu masih di rumahnya seorang diri tanpa tetangga 1 pun dan banjir mulai naik hingga lantai dua rumahnya. Pemuda itu akhirnya pindah keatap karena lantai 2 rumahnya sudah tertupun banjir.
Setelah beberapa jam di atas atap datanglah tim SAR dengan perahu karet. Berkatalah salah satu anggota tim SAR itu kepada pemuda itu, “Mas, ayo cepat naik ke perahu, kami akan membawamu ke tempat yang lebih aman.” Pemuda itu menolah dan menjawab,”Tidak Pak, Tuhan akan menolong saya.” Pergilah tim SAR itu setelah merayu pemuda itu.
Bertahan diatas atap selama semalam dan menanti pertolongan Tuhan tetap dilakukan pemuda itu padahal air sudah naik keatas atapnya dan sampai ke dada pemuda itu. Dengan badan setangah di air dan setengah didarat pemuda itu masih menunggu pertolongan Tuhan. Tak lama datanglah tim SAR dengan helikopter dan meneriaki pemuda itu, “Mas, kami akan turunkan tangga dan cepatlah naik.” Berkali – kali tin SAR  berteriak agar pemuda itu naik, berkali – kali pula pemuda itu menjawab, “Tidak, Tuhan akan menolong dan menyelamtkan saya.”
Singkat cerita tenggelamlah dan lalu meninggal pemuda itu dan bertemu dengan Tuhan. Dengan nada yang kesal pemuda itu bertanya, “Tuhan, selama hidupku aku telah menaati perintahmu, pergi ke gereka, membantu orang, berbuat baik, adil, saling mengasihi, dan aku percaya padamu, tetapi saat aku tenggelam mengapa engkau tak datang menolongku?” Tuhan menjawab,”Anakku, aku tahu kamu selalu menaati segala perintahku, menjahui semua yang aku larang, kamu rajin memuji dan memuliakan nama Ku dan Aku telah menolongmu, yang pertama aku kirim seorang tetangga yang baik yang ingin menemanimu pergi ketempat pengungsian, kedua aku mengirim tim SAR dan perahu untuk menolongmu, dan yang ketiga aku mengirim Helikopter untuk menyelamtkanmu, tapi kamu tak mau menerimanya.”

Pembaca yang luar biasa sebuah kisah konyol yang telah anda baca tadi mungkin sempat membuat anda tersenyum geli melihat tingkah pemuda itu. Tapi mari kita lihat sekeliling kita bahkan diri kita pun kadang atau berkali – kali juga bertingah seperti pemuda tadi. Mari kita renungkan sejenak yang pertama, kerap kali yang kita lakukan hanya percaya dan berdoa terus kepada Tuhan. Memang berdoa dan percaya sangatlah penting dalam hidup kita, tetapi tidak semua waktu pikiran kita hanya untuk berdoa tanpa sebuah tindakan. Jadi hidup haruslah seimbang berdoa dan bekerja. Lalu mana dulu yang harus dilakukan? Berdoa? Atau bekerja? Kedua hal tersebut harus dilakukan bersama seperti kata pepatah “ORA ET LABORA”, yang artinya “BERDOA SAMBIL BEKERJA”.
Yang kedua kita seringkali meminta kepada Tuhan apa yang kita inginkan, menjadi orang sukses, berhasil, menjadi orang berpengaruh di masyarakat dan kelompoknya, menginginkan nilai yang bagus dalam ujian. Betul? Dan anda merasa Tuhan tidak memberikan jalan satu pun untuk keinginkan anda? Kalau itu yang anda pikirkan itu sangatlah salah. Tuhan memberikan kita banyak kesempatan untuk mengabulkan segala keinginan kita, sama halnya seperti pemuda tadi yang diberi 3x kesempatan oleh Tuhan tapi ditolaknya. Tuhan setiap hari memberikan kita banyak sekali kesempatan untuk mewujudkan keinginan anda bahkan anda diberi waktu 24 jam sehari bukan? Tetapi setiap kesempatan datang anda menolaknya padahal jika anda mengambil kesempatan tersebut mungkin ada satu impian anda yang akan terwujud.
Mari mulai saat ini kita biasakan hidup kita lebih seimbang, Berdoa sambil bekerja dan berani mengambil setiap kali kesempatan datang pada kita, ingat kata orang bijak kesempatan hanya datang sekali, mungkin ada yang kedua tapi pasti beda dan yang pertamalah yang terbaik. Semoga kisah ini menemberikan inspirasi untuk anda, dan tak ada maksud untuk menggurui, hanya sekedar berbagi, semoga berkenan di hati.